THE LAST OF US : SERU, SEDIH DAN MENYENTUH



http://www.cpgaming.gg/w/wp-content/uploads/2015/07/The-Last-of-Us.jpg


Sangat pantas rasanya jika Metacritic, IGN, dan Games Radar berbondong-bondong memberikan bintang 5 atau rating tertinggi untuk game balutan Naughty Dog ini. Mengungsung genre Survival-Horror, The Last of Us memberikan cita rasa klasik yang sulit dijumpai saat ini, membuatnya menjadi  salah satu yang terbaik di genre nya dan mampu menggeser eksistensi para franchise pesaing. Two Thumbs Up

SEPERTI BERADA DALAM SEBUAH DRAMA

Jika anda adalah seseorang yang menyukai game dengan jalan cerita yang berkualitas, berarti anda tidak perlu berfikir 2 kali untuk mecicipi The Last of Us. Menjadikan Jamur Cordyceps sebagi sumber sebuah malapetaka, game ini menawarkan jalan cerita yang bukan hanya menarik namun menyentuh serta emosional. Saat game dimulai, kita akan bermain sebagai tokoh Sarah, seorang anak perempuan yang tinggal dengan ayahnya Joel, namun pada suatu malam ia terbangun karna suatu suasana yang berbeda dari biasanya, ternyata sebuah kekacauan telah terjadi di kota tersebut, penyebaran jamur berbahaya yang bernama Cordyceps, membuat orang-orang disekitar menjelma seketika menjadi mahkluk menyeramkan yang disebut Infects. Kondisi ini membuat mereka harus melarikan diri. Latar belakang seperti ini memang terdengar mainstream, namun tidak akan menjadikan game ini melempem, karena selanjutnya secara tragis Sarah meninggal sehingga Joel harus menjalani hidup sendirian dengan bayang-bayang kesedihan. Hingga 20 tahun berlalu, Joel tetap melanjutkan hidup bersama beberapa teman yang lain, sampai pada akhirnya Joel menemukan sosok partner yang sangat ia benci dan dia anggap merepotkan, tetapi partner ini lah yang akhirnya membuat dunia Joel berubah, yaitu Ellie anak perempuan berusia 14 tahun yang sangat malang dan lugu. Cerita utama sesungguhnya menceritakan perjalanan Joel dan Ellie mengarungi kota mati yang tragis dan penuh twist, tidak mudah dilewati dan penuh drama pastinya, kisah mereka berdua selalu menyayat hati pemain dengan adegan kesedihan yang dipertontonkan secara lugas. Bagaimana Ellie mengidam-idamkan sosok ayah yang tidak pernah ia miliki dan bagaimana Joel merindukan sosok anak yang sudah lama hilang. Walaupun awalnya Ellie dianggap sebagai benalu, ternyata dia sangat malang dan butuh perhatian. Kehadiran orang-orang disekitar mereka juga menjadi penyedap tersendiri dalam cerita, bagaimana manusia disekitar sudah tidak bersahabat lagi dan menjadi sosok yang sangat individual, sehingga Joel dan Ellie benar-benar harus saling melindungi satu sama lain. Intinya, siapapun sosok dibalik penulisan jalan cerita The Last of Us, yang pasti dia harus mendapatkan ucapan selamat, keberhasilan dalam membangun plot yang penuh drama tentu bukan pekerjaan yang mudah dan drama tersebut tersebar di tiap scene.

http://static01.nyt.com/images/2013/06/14/arts/14JPLAST1/14JPLAST1-master675.jpg
Cerita utama sesungguhnya menceritakan perjalanan Joel dan Ellie mengarungi kota mati yang tragis dan penuh twist


THE REAL SURVIVAL-HORROR!

Saat ini memang sulit menemukan game Horror yang cukup klasik, kebanyakan dari mereka mencoba mixing yang baru sehingga unsur horror itu sendiri telah jauh dari kata kuat. Berbeda dengan The Last of Us, bagi anda penikmat Survival-Horror pasti akan sangat gembira dengan kehadiran game ini. Latar tempat game ini berlangsung berada disuatu kota mati yang telah berantakan, kotor, jorok, gelap, dan seram pastinya. Tiap sudut lorong dan ruangan harus diwaspadai. Suara-suara yang aneh selalu terdengar sekelibat ditelinga, menghembuskan hawa mencekam yang lebih berbahaya. Akar kuat Horror The Last of Us berada pada cara melawan musuh yang tidak seperti Rambo. Digame ini, anda tidak akan dilayani dengan perseidan peluru yang melimpah, sehingga penghematan peluru harus terus ditepkan. Bagi anda yang menyukai cara menyerang musuh dengan ruang terbuka, lebih baik anda tahan niat itu dan berfikir lagi. Permasalahannya, The Last of Us ini jauh dari kata Action, game ini menitikberatkan cara menghabisi musuh yang lebih keji dari pada menembak mati. Sepertinya The Last of Us sengaja memberikan perbandingan musuh yang lebih banyak dari pada peluru yang tersedia, agar nilai stealth itu tetap hidup. Dengan sengaja membuat peluru sangat terbatas, agar rasa takut itu terus tumbuh, mengingat lawan yang ada tidak sebanding. Rasa percaya diripun tersudutkan, karna kita tidak akan dilengkapi oleh SMG yang dapat memompa ratusan peluru, atau RPG yang mampu merobohkan bangunan. Pada dasarnya, The Last of Us sangat identik pada trik ‘Cat and Mouse’ yang harus diterapkan dikala persenjataan kritis. Tidak semua musuh harus kita bunuh, apalagi jika kita membuat keramaian dengan suara tembakan mereka akan menyerbu dengan banyaknya, sehingga gerakan diam-diam dan kabur lebih efektif dan mudah. The Last of Us menempatkan kita pada posisi manusia biasa, bukan manusia super yang dapat menghabisi semua musuh. Kita tidak akan ditempatkan sebagai tokoh heroic yang tidak takut akan apapun, yang dapat melawan musuh apa saja, namun sebagai tokoh cerdas dan pintar yang bisa melewati semua rintanagan.

http://www.theaveragegamer.com/wp-content/uploads/2013/05/The-Last-of-Us-Joel-Stomps-Hunter.jpg
Menitikberatkan cara menghabisi musuh yang lebih keji dari pada menembak mati.

PELAJARI MUSUH SEBELUM BERTINDAK

The Last of Us menatar kita bagaimana cara bermain yang smart, hal ini ditunjukan dengan musuh yang variatif. Tiap-tiap musuh yang ada memiliki spesifikasi yang berbeda dan cara menghabisi yang berbeda pula. Yang pertama ada Clickers, yaitu manusia yang sepenuhnya sudah terinfeksi, dia tidak dapat melihat dengan jelas namun memiliki pendengaran yang tajam, sulit untuk ditaklukan, karna 1 peluru saja tidak akan cukup. Kita bisa mengatasinya, dengan throw sebuah bata atau botol ke arah yang berbeda supaya dia mengikuti arah tersebut dan kita bisa pergi. Infects, manusia yang terinfeksi tetapi masih seidkit sadar, bisa melihat ataupun mendengar, namun cenderunglebih mudah untuk ditaklukan. Runners, sekelompok manusia yang telah kehilangan akal sehat, individualis dan kejam. Semua itu dilakukan Runners karna terdesak oleh kondisi kota yang kian kritis, sehingga membuat mereka berbuat jahat agar dapat bertahan hidup. Disisi lain ada juga tentara pasukan pemerintah yang otoriter, yang siap menembak siapa saja yang tidak taat aturan. Perbedaan spesifikasi musuh ini membuat kita harus hati-hati sebelum bertindak, memilih untuk menghabisi atau kabur secara diam-diam.

http://hashtagnerd.com/wp-content/uploads/2013/08/Hashtag-nerd-Last-of-us-Joel-and-Ellie.png
Runners, sekelompok manusia yang telah kehilangan akal sehat, individualis dan kejam.

AKTING YANG PATUT DIACUNGI JEMPOL

Walaupun Actor yang ada hanyalah sebuah tokoh game, namun akting dan visual wajah serta gerak-gerik mereka sangat baik. Mimik wajah yang ditampilkan sungguh dalam dan sungguh tajam dalam penyampaian suatu pesan nonverbal . Akting total dari Joel dan Ellie begitu sempurna hingga dengan mudah dapat menggambarkan kesedihan dan kehampaan yang terdapat dijiwa mereka saat mengarungi kota tampa harapan. Ellie pun beradegan layaknya seorang anak kecil lugu yang membuat kita selalu kasihan, bagaiman dia penasaran akan hal-hal yang baru, bagaimana ia ketakutan, hingga bertingkah laku layaknya anak kecil dengan membaca komik dengan antusias ditengah perjalanan.  Semua mimik wajah sempurna itu sungguh begitu pintar memainkan emosi kita yang sedang bermain. Tata kosmetik wajahnya pun sungguh detail dan jelas.

http://i.ytimg.com/vi/NfapMy-mIXo/maxresdefault.jpg
Ellie anak perempuan berusia 14 tahun yang sangat malang dan lugu.

PARTNER YANG MENGGANGGU

Seperti telah disebutkan di atas, kita harus pintar meracik strategi jika ingin menamatkan game dengan mudah. Namun sayangnya, rencana yang telah disusun dengan sempurna dihancurkan oleh partner yang sering bertingah bodoh. Seperti misalnya ketika kita mimilih mengendap-endap melewati Infects, justru dengan bodohnya teman kita Bill malah menembak Infects tersebut, menciptakan keributan hingga semua musuh yang ada datang menghampiri. Tidak jarang, rencana mengumpat kita malah ketahuan, karna partner yang tidak bisa diam. Terutama saat berpetualang bersama Bill. Namun nilai plus nya, mereka sangat interaktif dan cerdas. Saat kita memasuki suatu ruangan dan ingin memeriksa apakah ada item yang bisa diambil, mereka tidak hanya diam menunggu kita layaknya seorang patung. Mereka juga akan melakukan aktifitas lain seperti bersiul, melihat-lihat, atau mengajak kita bercanda. Kalimat yang mereka sampaikan juga relevan dengan aktivitas yang sedang kita lakukan disaat memeriksa suatu ruangan.

http://dorkutopia.com/wp-content/uploads/2013/06/7_1328797285_preview.jpg
Partner yang sering bertingah bodoh.


GORE YANG SANGAT LUGAS

The Last of Us memang tidak pernah malu-malu dalam menunjukan seperti apa itu game Horror, tanpa jeda dan tanpa perantara mereka menyampaikan semuanya secara langsung dan lugas. Tampa ampun! Itulah kesadisan yang terus disajikan kepada pemain. Cara fighting disini tidak hanya berbicara tentang tonjok-menonjok, namun bagaimana kita menghabisi musuh dengan cara yang lebih cepat dan efektif. Seperti memenggal kepala, membacok kepala, atau mengoyak kepala dengan gunting, akan menjadi aktivitas yang rutin dilakukan. Gore yang disajikan, tidak pernah terasa kurang atau nanggung, kesadisan menjadi nilai jual yang membuat pemain menjadi ketagihan untuk lagi dan lagi, daging yang keluar dari jantung atau otak yang melebur membuat pemain merasa puas dengan hasil yang telah ada. Sehingga kita menjadi sosok yang haus terus akan daran. Yummy!

http://b-i.forbesimg.com/erikkain/files/2013/06/Runner-punch.png
Menghabisi musuh dengan cara yang lebih cepat dan efektif.


IT’S A MASTERPIECE

Kesuksesan The Last of Us dipasaran tidak perlu diragukan, memborong begitu banyak penghargaan membuat The Last of Us berfikir untuk mengulang lagi kesuksesan dengan merilis Playstation 4 Version, yang ditebut The Last of Us: Remastered. Perbedaan tidak banyak, cerita pun cenderung sama, hanya kualitas grafis yang ditingkatkan dan disesuaikan dengan teknologi Playstation 4. Agar pengguna Playstation 4 juaga dapat merasakan renyahnya game ini. The Last of Us disebut-sebut sebagai Survival-Horror terbaik saat ini, berada pada track Horror yang wajar dan tidak too much, rasanya game  ini pantas dijuluki sebagai a Masterpiece!

http://www.electricblueskies.com/wp/wp-content/uploads/2014/08/TLOU-The-Last-Of-Us-Remastered-1080p-Wallpaper-15-Joel-+-Infected.jpg
a Masterpiece

Salah satu kekurangan game ini adalah partner yang terkadang bodoh dan entah mengapa ending yang tidak sesuai harapan. Namun semua kekurangan itu telah dibungkus rapat oleh kelebihan yang jauh lebih banyak. Rating hampir sempurna rasanya sangat pantas dilayangkan pada game ini. Tunggu apa lagi, segeralah mencoba, Joel dan Ellie sudah menungumu diluar sana!

RATING FROM US : 9/10

TERTARIK? KAMI MENJUAL SOFTCOPYNYA HANYA DENGAN HARGA
IDR 20.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar